BAB I
PENDAHULUAN
Ekonomi Islam merupakan ihktiar pencarian system ekonomi yang lebih
baik setelah ekonomi kapitalis gagal total. Bisa dibayangkan betapa tidak
adilnya, betapa pincangnya akibat system kapitalis yang berlaku sekaranag ini,
yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Selain itu, dalam
pelaksanaanya, ekonomi kapitalis banyak menimbulkan permasalahan. Pertama,
ketidakadilan dalam berbagai macam kegiatan yang tercermin dalam
ketidakmerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kedua, ketidakstabilan dari
system ekonomi yang ada saat ini menimbulkan berbagai gejolak dalam kegiatan.
Al-Maqrizi merupakan pemikir ekonomi Islam yang melakukan studi
khusus tentang uang dan inflasi. Focus perhatian Al-Maqrizi terhadap dua aspek
yang dimasa pemerintahan Rasulullah dan Khulafa Ar-Rasyidin tidak menimbulkan
masalah ini, tampaknya dilatar belakangi oleh semakin banyaknya penyimpanan
nilai-nilai Islam, terutama dalam dua aspek tersebut, yang dilakukan oleh
pemerintan Bani Umayyah dan selanjutnya.
Pada masa hidupnya, Al-Maqrizi dikenal sebagai seorang pengkritik
keras kebijakan-kebijakan moneter yang diterapkan pemerintah Bani Mamluk Burji
yang dianggapnya sebagai sumber malape taka yang menghancurkan perekonomian
Negara dan masyarakat Mesir. Perilaku para penguasa Mamluk Burji yang
menyimpang dari ajaran-ajaran agama dan moral telah mengakibatkan krisis
ekonomi yang sanagt parah yang didomonasi oleh kecenderungan inflasioner yang
semakin diperburuk dengan merebaknya wabah penyakit menular yang melanda Mesir
dalam beberapa waktu.
Awal inflasi mata uang dinar dimulai bahkan pada saat ketika Irak
sedang dalam masa puncak jayanya. Coinage debasement dan inflasi ikut
mendahului perkembangan yang cepat dari peminjaman uang (pertumbuhan kredit)
secara perbankan, khususnya di Italia, yang merupaakan “motor” pertumbuhan
lebih lanjut dari perekonomian.
Dengan demikian sejarah menunjukan bahwa salah satu Negara yang
ditandai dengan kenaikan harga secara cepat adalah Mesir disekitar tahun 330 sebelum
Masehi pada waktu masa pemerintahan Alexander Agung menyerbu Persia dengan
membawa emas (hasil rampasan) ke Mesir.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Inflasi
Islam
Menurut perfektif Al-Quran, sumber munculnya gejolak ekonomi, yang
ditunjukkan dengan inflasi yang tinggi adalah akibat penggunaan mata uang yang
menyimpang dari Al-Quran. Penyimpangan itu tidak lain adalah menjadikan mata
uang sebagai alat komoditi dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan
itu disebut dalam Al-Quran dengan riba, baik riba nasi’ah maupun riba fadhol.
Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang
dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dibenarkan dalam Islam. Adhiwarman karim mengatakn bahwa, Syekh An-Nabhani
(2001:147) memberikan alas an mengapa mata uang yang sesuai itu adalah dengan
menggunakan emas.
1.
Islam telah
mengkaitkan emas dan perak dengan hokum yang baku dan tidak berubah-rubah, ketika
Islam mewajibkan diat, maka yang dijadikan dalam ukurannya adalah dalam bentuk
emas.
2.
Rasulullah
telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan beliau menjadikan hanya
emas dan perak sebagai standar uang.
3.
Ketika Allah
mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat emas tersebut dengan nishab
emas dan perak.
4.
Hokum-hukum
tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi lainnya hanya
dinyatakan dalam emas dan perak.
Penuruna nilai dinar dan dirham mungkin masih mungkin terjadi,
yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami
penurunan. Kondisi defisit telah pernah terjadi pada masa Rasulullah, dan ini
hanya satu kali terjadi yaitu sebalum perang hunian.
B. Macam-macam Inflasi
Adapun menurut Al-Maqrizi,
inflasi dibagi menjadi dua macam yaitu:
1.
Inflasi akibat
berkurangnya persediaan barang
Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi masa zaman Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin, yaitu karena kekeringan atau peperangan. Inflasi ini
dikarenakan oleh:
a.
Turunnya penawaran
agregatif (AS)
Yaitu adanya penurunan tehadap penawaran barang dan jasa atau
dengan adanya penurunan bantuan kredit dari pemerintah sehingga sehingga kurva
AS semakin bergeser ke kanan.
b.
Naiknya permintaan
(AD).
Adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan
pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan barang jasa mengakibatkan naiknya
permintaan terhadap factor-faktor produksi. Jadi inflasi terjadi suatu kenaikan
dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam kondisi
full employment.
Keseimbangan permintaan dan penawaran juga pernah terjadi dizaman
Rasulullah SAW. Dalam hal ini Rasulullah tidak mau menghentikan atau
memengaruhi pergerakan harga, sikap ini sesuai yang dijelaskan dalam hadist
yang artinya sebagai berikut: “anas meriwayatkan, ia berkata: orang-orang
berkata kepada Rasulullah SAW, “wahai Rasulullaah harga barang-barang naik
(mahal), tetapkanlah harga untuk kami”. Rasulullah SAW menjawab, “Allah lah
penentu harga, Penahan, Pembentang dan Pemberi rizki. Aku berharap tatkala
bertemu Allah, tidak ada seorangpun yang meminta padaku tentang adanya
kedzaliman dalam urusan darah dan harta”.
2.
Inflasi akibat
kesalahan manusia
Dalam hal ini diakibatkan oleh kesalahan manusia, sesuai dengan
firman Allah sebagai berikut:
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى الْنَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ
بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُواْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ.( الروم .41)
Artinya: “telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagai dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar)”.
Adapun beberapa penyebabnya
diantaranya sebagai berikut:
a.
Korupsidanadministrasi
yang buruk (corruption and bad administration)
b.
Pajak yang
berlebihan (excessive tex)
c.
Percetakanuangdenganmaksudmenarikkeuntungansecaraberlebihan
(excessive seinorage)
Kenaikan harga-harga yang terjadi adalahdalam bentuk jumlah uangnya,
jikadalambentuk dinar jarangsekaliterjadikenaikan.Al-Maqrizi mengatakan supaya jumlah
uang dibatasi hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan hanya dalam tingkat
yang kecil saja.
Menurut para ekonomi Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian
karena 4 halsebagaiberikut:
1)
Menimbulkan ganguan
terhadap fungsi uang, terutama terhadap tabungan (nilai simpan), fungsi pembayaran
di muka dan fungsi unit perhitungan.
2)
Melemahkan masyarakat
untuk menabung (turunnya marginal propensity to save)
3)
Meningkatkan kecenderungan
berbelanja, terutama untuk barang-barang non primer dan mewah (naiknya marginal
propencity to consume)
4)
Mengarahkan infestasi
kepada hal-hal tidak produktif seperti penumpukan kekayaan berupa tanah,
bangunan, logam mulia dan mata uang asing serta mengorbankan infestasi produktif
seperti pertanian, industry perdagangan dan
transportasi.
C.
Cara Mengatasi
Inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari
penyebab terjadinya inflasi supaay dapat dicari jalan keluarnya. Secaar
teorotis untuk mengatasi inflasi relative mudah, yaitu dengan cara mengatasi
pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan mengatasi inflasi:
1.
Kebijakan
moneter
Segala kebijakan pemerintah dibidang moneter dengan tujuan
menstabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kebijakan ini
meliputi:
a.
Politik
diskonto
Hal ini yaitu dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar
dengan cara menaikkan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit
akan berkurang.
b.
Operasi pasar
terbuka
Yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menjual SBI.
c.
Menaikkan
cadangan kas
Dengan menaikkan cadangan kas, maka uang yang diedarkan oleh bank
umum menjadi berkurang
d.
Kredit selektif
Yaitu politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara memperketat pemberian kredit.
e.
Politik
sanering
Hal ini dilakukan jika sudah terjadi hiperinflasi, dan hal ini
pernah dilakukan oleh BI dengan cara (pemotongan nominal uang yang asalnya Rp.
1.000 menjadi Rp. 1.
2.
Kebijakan
fiscal, dapat diukur dengan cara:
a.
Menaikkan
tariff pajak sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang
yang beredar.
b.
Mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
c.
Mengadakan
pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negri 10% untuk
ditabung.
3.
Kebijakan non
moneter, dapat dimulai melalui:
a.
Manikin hasil
produksi, pemerintah memberikan subsidi kepada industry untuk lebih produktif
dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan barang menjadi
turun.
b.
Kebijakan up[ah,
pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta dinaikkan upah
disaat sedang inflasi.
c.
Pengawasan
harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga terhadap barang-baranb
tertentu.
Dalam hal ini, sisten keuangan yang dianut oleh Negara Khilafah
yaitu system moneter yang berbasis kepada emas dan perak, merupakan
satu-satunya system moneter yang mampu menyelesaikan problematika mata uang,
menghilangkan inflasi besar-besaran yang menimpa seluruh dunia, dan mampu
mewujudkan stabilitas mata uang dan stabilitas nilai tukar, serta bisa
mendorong kemajuan perdagaangan internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar