Minggu, 14 April 2013

Inflasi dalam perspektif hukum islam



BAB I
PENDAHULUAN
Ekonomi Islam merupakan ihktiar pencarian system ekonomi yang lebih baik setelah ekonomi kapitalis gagal total. Bisa dibayangkan betapa tidak adilnya, betapa pincangnya akibat system kapitalis yang berlaku sekaranag ini, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Selain itu, dalam pelaksanaanya, ekonomi kapitalis banyak menimbulkan permasalahan. Pertama, ketidakadilan dalam berbagai macam kegiatan yang tercermin dalam ketidakmerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kedua, ketidakstabilan dari system ekonomi yang ada saat ini menimbulkan berbagai gejolak dalam kegiatan.
Al-Maqrizi merupakan pemikir ekonomi Islam yang melakukan studi khusus tentang uang dan inflasi. Focus perhatian Al-Maqrizi terhadap dua aspek yang dimasa pemerintahan Rasulullah dan Khulafa Ar-Rasyidin tidak menimbulkan masalah ini, tampaknya dilatar belakangi oleh semakin banyaknya penyimpanan nilai-nilai Islam, terutama dalam dua aspek tersebut, yang dilakukan oleh pemerintan Bani Umayyah dan selanjutnya.
Pada masa hidupnya, Al-Maqrizi dikenal sebagai seorang pengkritik keras kebijakan-kebijakan moneter yang diterapkan pemerintah Bani Mamluk Burji yang dianggapnya sebagai sumber malape taka yang menghancurkan perekonomian Negara dan masyarakat Mesir. Perilaku para penguasa Mamluk Burji yang menyimpang dari ajaran-ajaran agama dan moral telah mengakibatkan krisis ekonomi yang sanagt parah yang didomonasi oleh kecenderungan inflasioner yang semakin diperburuk dengan merebaknya wabah penyakit menular yang melanda Mesir dalam beberapa waktu.
Awal inflasi mata uang dinar dimulai bahkan pada saat ketika Irak sedang dalam masa puncak jayanya. Coinage debasement dan inflasi ikut mendahului perkembangan yang cepat dari peminjaman uang (pertumbuhan kredit) secara perbankan, khususnya di Italia, yang merupaakan “motor” pertumbuhan lebih lanjut dari perekonomian.
Dengan demikian sejarah menunjukan bahwa salah satu Negara yang ditandai dengan kenaikan harga secara cepat adalah Mesir disekitar tahun 330 sebelum Masehi pada waktu masa pemerintahan Alexander Agung menyerbu Persia dengan membawa emas (hasil rampasan) ke Mesir.    










                                                                                               
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Teori Inflasi Islam
Menurut perfektif Al-Quran, sumber munculnya gejolak ekonomi, yang ditunjukkan dengan inflasi yang tinggi adalah akibat penggunaan mata uang yang menyimpang dari Al-Quran. Penyimpangan itu tidak lain adalah menjadikan mata uang sebagai alat komoditi dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan itu disebut dalam Al-Quran dengan riba, baik riba nasi’ah maupun riba fadhol.
Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan dalam Islam. Adhiwarman karim mengatakn bahwa, Syekh An-Nabhani (2001:147) memberikan alas an mengapa mata uang yang sesuai itu adalah dengan menggunakan emas.
1.        Islam telah mengkaitkan emas dan perak dengan hokum yang baku dan tidak berubah-rubah, ketika Islam mewajibkan diat, maka yang dijadikan dalam ukurannya adalah dalam bentuk emas.
2.        Rasulullah telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar uang.
3.        Ketika Allah mewajibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat emas tersebut dengan nishab emas dan perak.
4.        Hokum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi lainnya hanya dinyatakan dalam emas dan perak.
Penuruna nilai dinar dan dirham mungkin masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan. Kondisi defisit telah pernah terjadi pada masa Rasulullah, dan ini hanya satu kali terjadi yaitu sebalum perang hunian.  
B.  Macam-macam Inflasi
 Adapun menurut Al-Maqrizi, inflasi dibagi menjadi dua macam yaitu:
1.        Inflasi akibat berkurangnya persediaan barang
Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi masa zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin, yaitu karena kekeringan atau peperangan. Inflasi ini dikarenakan oleh:
a.         Turunnya penawaran agregatif (AS)
Yaitu adanya penurunan tehadap penawaran barang dan jasa atau dengan adanya penurunan bantuan kredit dari pemerintah sehingga sehingga kurva AS semakin bergeser ke kanan.
b.         Naiknya permintaan (AD).
Adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan barang jasa mengakibatkan naiknya permintaan terhadap factor-faktor produksi. Jadi inflasi terjadi suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam kondisi full employment.
Keseimbangan permintaan dan penawaran juga pernah terjadi dizaman Rasulullah SAW. Dalam hal ini Rasulullah tidak mau menghentikan atau memengaruhi pergerakan harga, sikap ini sesuai yang dijelaskan dalam hadist yang artinya sebagai berikut: “anas meriwayatkan, ia berkata: orang-orang berkata kepada Rasulullah SAW, “wahai Rasulullaah harga barang-barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami”. Rasulullah SAW menjawab, “Allah lah penentu harga, Penahan, Pembentang dan Pemberi rizki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorangpun yang meminta padaku tentang adanya kedzaliman dalam urusan darah dan harta”.
2.        Inflasi akibat kesalahan manusia
Dalam hal ini diakibatkan oleh kesalahan manusia, sesuai dengan firman Allah sebagai berikut:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى الْنَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُواْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ.( الروم .41) 

Artinya: “telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagai dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
 Adapun beberapa penyebabnya diantaranya sebagai berikut:
a.         Korupsidanadministrasi yang buruk (corruption and bad administration)
b.         Pajak yang berlebihan (excessive tex)
c.         Percetakanuangdenganmaksudmenarikkeuntungansecaraberlebihan (excessive seinorage)
Kenaikan harga-harga yang terjadi adalahdalam bentuk jumlah uangnya, jikadalambentuk dinar jarangsekaliterjadikenaikan.Al-Maqrizi mengatakan supaya jumlah uang dibatasi hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan hanya dalam tingkat yang kecil saja.
Menurut para ekonomi Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena 4 halsebagaiberikut:
1)         Menimbulkan ganguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap tabungan (nilai simpan), fungsi pembayaran di muka dan fungsi unit perhitungan.
2)         Melemahkan masyarakat untuk menabung (turunnya marginal propensity to save)
3)         Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang-barang non primer dan mewah (naiknya marginal propencity to consume)
4)         Mengarahkan infestasi kepada hal-hal tidak produktif seperti penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan, logam mulia dan mata uang asing serta mengorbankan infestasi produktif seperti pertanian, industry  perdagangan dan transportasi.
C.     Cara Mengatasi Inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaay dapat dicari jalan keluarnya. Secaar teorotis untuk mengatasi inflasi relative mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan mengatasi inflasi:
1.    Kebijakan moneter
Segala kebijakan pemerintah dibidang moneter dengan tujuan menstabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kebijakan ini meliputi:
a.    Politik diskonto
Hal ini yaitu dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b.    Operasi pasar terbuka
Yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI.
c.    Menaikkan cadangan kas
Dengan menaikkan cadangan kas, maka uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
d.   Kredit selektif
Yaitu politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit.
e.    Politik sanering
Hal ini dilakukan jika sudah terjadi hiperinflasi, dan hal ini pernah dilakukan oleh BI dengan cara (pemotongan nominal uang yang asalnya Rp. 1.000 menjadi Rp. 1.
2.    Kebijakan fiscal, dapat diukur dengan cara:
a.    Menaikkan tariff pajak sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
b.    Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
c.    Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negri 10% untuk ditabung.
3.    Kebijakan non moneter, dapat dimulai melalui:
a.    Manikin hasil produksi, pemerintah memberikan subsidi kepada industry untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan barang menjadi turun.
b.    Kebijakan up[ah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta dinaikkan upah disaat sedang inflasi.
c.    Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga terhadap barang-baranb tertentu.
Dalam hal ini, sisten keuangan yang dianut oleh Negara Khilafah yaitu system moneter yang berbasis kepada emas dan perak, merupakan satu-satunya system moneter yang mampu menyelesaikan problematika mata uang, menghilangkan inflasi besar-besaran yang menimpa seluruh dunia, dan mampu mewujudkan stabilitas mata uang dan stabilitas nilai tukar, serta bisa mendorong kemajuan perdagaangan internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar