Rabu, 03 April 2013

IAD


BAB I
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, MASYARAKAT, DAN BUDAYA

A.  MANUSIA

Manusia adalah makhluk sosial menurut kehendak tuhan untuk hidup berdampingan. Maka, para ahli sosiologi di manapun di seluruh dunia berpendapat bahwa manusia adalah makhluk tang bermasyarakat. Pada umumnya manusia lahir ke muka bumi seorang diri. Akan tetapi,bila di bandingkan dengan makhluk lain seperti hewan, manusia tidak bias hidup seorang diri. Manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping itu, manusia tidak di karunia tuhan dengan kemampuan fisik yang cukup kuat untuk dapat hidup sendiri.

Kecenderungan manusia untuk berkelompok ( gregariousness) pada zaman dahulu sering dianggap suatu naluri yang diwariskan secara biologis.

Sebagai gambaran, keadaan seorang bayi sangat bergantung pada orang dewasa. Hal ini tampak dari reaksi-reaksi bayi yang ditunjukan pada orang dewasa. Seperti, senyuman,gerakan tangan,ataupun celotehan. Setelah bayi tumbuh jadi seorang anak, maka ia mulai bias diajak bermain.minat anak terpusat pada permainan. Dari situlah anak mendapatkan kebahagiaan.

Selanjutnya, mulailah anak mengalami pengalaman-pengalaman yang lebih luas,menambah kesenangan dan penghiburan,berkumpul,bermain,serta bekerja sama dengan anak lain. Dengan demikian,anak dapat melaksanakan dan menikmati hal-hal yang tidak pernah tercapai bila diusahakan sendiri.

Pergaulan dengan kawan lain menjadi suatu kebutuhan bagi seorang anak. Persahabatan dan penghargaan kawan akan menyenangkannya,sebaliknya kritikan atau ejekan akan menekan jiwanya. Gambaran kehidupan anak tersebut menunjukan pentingnya individu hidup berkelompok karena dengan berkelompok akan terpenuhi segala kebutuhannya.

Dalam kehidupan sehari-hari,manusia tidak hidup terpisah-pisah dan sendiri-sendiri,melainkan membentuk kesatuan-kesatuan social. Setiap kesatuan social memiliki tata nilai,norma-norma serta aturan-aturan adat istiadat sendiri-sendiri yang disebut kebudayaan.


B.   MASYARAKAT

Menurut kodratnya,manusia adalah makhluk masyarakat. Manusia selalu bersama dan berada diantara manusia lainnya. Dalam bentuk kongkritnya,manusia bergaul,berkomunikasi,dan berinteraksi dengan manusia lainnya.keadaan ini terjadi karena dalam diri manusia terdapat dorongan untuk hidup bermasyarakat disamping dorongan keakuan. Dorongan bermasyarakat dan dorongan keakuan yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. ( soemadi soeryabrata,1986 )

Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk,seperti berkoprasi,hubungan antar pribadi,mengikatkan diri pada kelompoknya,dan sebagainya. Dorongan seperti ini akan jelas wujudnya bilamana mendapatkan bimbingan dan latihan dari orang sekitarnya.

Karena dalam individu yang lahir kedunia ini telah memiliki atau membawa dorongan kemasyarakatan,dengan sendirinya ia selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Selanjutnya ,dorongan masyarakat yang dibawa individu sejak lahir itu menyebabkan seorang individu dapat menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan sendiri. Sikap kemasyarakatan menurut P.J. Bouman (1976) itu karena adanya factor-faktor.

A.     Kecenderungan social
B.     Rasa harga diri
C.     Kecenderungan untuk patuh
D.     Kecenderungan untuk mandiri
E.      Kecenderungan menurut
F.      Hasrat tolong menolong dan meniru
G.     Hasrat berjuang
H.     Hasrat memberi tahu dan sifat mudah menerima.


Walaupun telah dibawa oleh setiap individu sejak lahir  sifat keakuan sepenuhnya atau secara mutlak mendomisili kehidupanya.domisili secarara mutlak dari sifat kekuatan tersebut menyebabkan sesseorang terlepas dari sifat kemasyarakatan yang sebenarnya tidak mungkin dapat  dijalani olehnya karena setiap orang saling bergantung satu sama lain (interdepen dwnsy) .untuk itu, ia harus mengerem sifat keakuannya  pada batas-batas  tertentu dan menumbuhkan sifat kemasyarakatan .

 Dalam kehidupan masyarakat yang  dinamis  dan selalu berkembang menuju kemajuan, individu-individu yang bergabung di dalamnya mampu  mengembangkan potensidan kemampuan berkreasi dan menemukan  inofasi yang tidak sama sekali tidak sama antara satu sama lain .karena tidak samaan  ini, individu yang kurang mampu dapat meniru kemajuan  yang dicapai oleh kelompok yang berprestasi dan berkemampuan tinggi.namun,oleh karena itu ,kecenderungan meniru ini dapat membawa pada kehidupan   bermasyarakat.

Hasrat simpati dan tolong menolong dalam hidup bermasyarakat mengakibatkan timbulnya perasaan seperjuangan. Berjuang disini dalam arti mempertahankan hidup dari gangguan orang lain atau keganasan alam,memberantas hambatan dan tantangan hidup,dan sebagainya.

Dalam menghadapi kekuatan dahsyat yang tidak mungkin dihadapi sendiri ada kecenderungan bagi seseorang untuk mencari kelompoknya. Hubungan individu dalam kelompok ditandai dengan cirri yang sama. Atas kesamaan cirri-ciri inilah,masyarakat dapat dibedakan dalam kelompok tertentu.


TINGKATAN-TINGKATAN MASYARAKAT
Ditinjau dari akibat perubahan dan perkembangan yang terjadi,bentuk masyarakat dapat diklasifikasikan pada masyarakat tradisional dam masyarakat moderen.
        A.MASYARAKAT TRADISIONAL
Masyarakat tradisional,sebagai bentuk dari kehidupan bersama,mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan lingkungan hidupnya,baik yang berupa manusia maupun yang berupa benda. Hal ini dapat di mengerti bahwa kehidupan masyarakat tradisional sangat bergantung pada manusia lain dan kondisi alamnya. Mata pecahariannya terpusat pada sektor pertanian dan nelayan.
Kebutuhan sandang,pangan,dan papan dipenuhi dari alam sekitarnya. Ksederhanaan teknologi yang di pergunakan oleh petani dan nelayan menyebabkan ia sangat bergantung pada kondisi alam. Kegiatan pertanian dan nelayan hanya dilakukan pada waktu tertentu dan hanya dapat mengambil manfaat dari yang sudah tersedia di alam. Oleh karena itu, perladangan berpindah pindah dengan menebangi hutan merupakan salah satu cirri dari masyarakat tradisional.
Dalam kehidupan yang serba sederhana ini,pekerjaan-pekerjaan seperti bertani,mendirikan rumah, dan sebagainya dikerjakan bersama. Keadaan ini membentuk sikap dan hubungan yang sangat erat antar individu. Oleh karena itu, gotong royong atau tolong menolong merupakan cirri lain dari masyarakat tradisional.
       B.MASYARAKAT MODEREN
Masyarakat moderen merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yang telah mengalami kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek kemajuan dapat terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Dibidang mata pencaharian,mereka tidak bergantung pada sector pertanian semata, tetapi merambat pada sektor lain seperti jasa dan perdagangan.
Sektor pertanian sebagai salah satu garapannya, dilakukan dengan berbagai cara,yaitu dengan cara memadukan sumber daya alam, sumber daya manusia,dan teknologi.untuk mempergunakan teknologi yang tepat dalam berbagai keadaan, dipilih tenaga ahli dan terampil dalam bidang tertentu karena penggunaan suatu teknologi menuntut dan memerlukan tenaga manusia dengan kualifikasi tertentu pula. Untuk itu diperlukan kualifikasi tertentu pula. Untuk itu diperlukan pendidikan khusus guna menyiapkan tenaga ahli yang terampil untuk berbagai keperluan.
Misalnya,dalam perdagangan mereka telah memperhitungkan dan memanfaatkan berbagai keadaan. Kegiatan ekonomi tidak hanya berorientasi pada kapasitas produksi,tetapi juga berorientasi pada pasar, agar tidak terjadi gejolak harga. Bahkan untuk kepentingan ini,diadakan aturan sebagai alat proteksionisme. Untuk menembus pasar luar negri yang ketat dengan persaingan biasanya ditempuh dengan jalan konglomerat,untuk mencapai efesiensi dan efektifitas.

     C.BUDAYA
Kebudayaan adalah keseluruhan dari system gagasan,system tindakan,dan hasil karya manusia dalam kehidupan bersama yang diperoleh melalui belajar. Kebudayaan itu diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan itu isinya sangat kompleks, yaitu system religi, pengetahuan, hokum, moral, adat istiadat, bahasa, kesenian, organisasi social,mata pencaharian, system peralatan dan teknologi, ideology, dan sebagainya. Kebudayaan itu dimiliki dan dibutuhkan oleh warga masyarakat untuk dijadikan pedoman dan pegangan serta acuan/rujukan dalam segala aktifitas hidupnya,terutama dalam berinteraksi dan memenuhi kebutuhannya.
Oleh karena itu, setiap warga masyarakat harus mengenal, menghayati, dan menerima unsur-unsur budaya yang berlaku, kemudian menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan aturan-aturan/tradisi budaya masyarakat. Jika ada masyarakat yang melanggar norma, adat, dan aturan yang berlaku, maka ia akan dikenai sanksi tertentu. Jadi, kebudayaan dapat dijadikan alat control dan kendali yang efektif terhadap perilaku warganya sekaligus ikut membentuk kepribdian-kepribadian masyarakat. Selama individu-individu menjalani sosialisasi ( dari bayi hingga dewasa )maka mereka terus-menerus berinteraksi dengan unsure-unsur budaya dan secara bertahap mereka akan menerima dan menyesuaikan sikap dan tindakannya dengan kebudayaan masyarakatnya. Akhirnya kepribadian mereka akan diwarnai oleh unsur-unsur budaya yang ada di masyarakatnya. Hal ini akan tampak pada sikap, perilaku, cara berpikir, kesukaan, bahasa yang digunakan, dan hasil-hasil karyanya.

        HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, MASYARAKAT, DAN BUDAYA
Antara manusia, masyarakat dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat  kompleks dan meliputi hampir seluruh hubungan yang ada. Ibarat laut dengan segala kehidupan yang ada, ketiganya saling berinteraksi, saling membutuhkan, saling melengkapi, dan saling bergantung, ketiganya juga bekerja sama untuk menghasilkan karya-karya besar yang berupa terumbu karang yang sangat indah. Manusia adalah makhluk social menurut kehendak tuhan untuk hidup berdampingan. Maka, para ahli sosiologi di manapun di seluruh dunia berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat. Sedangkan masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan ( selo sumardjan ), atau masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut system adat-istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh rasa identitas bersama, yaitu kebudayaan yang di hasilkannya ( koentjaraningrat ). Jadi, kebudayaan itu hanya bisa tercipta jika ada kehidupan bersama yang terus menerus (bermasyarakat). Kebudayaan tak bisa diciptakan seseorang yang hidup sendirian di tengah hutan atau di gurun pasir. Sementara itu, masyarakat juga memerlukan kebudayaan yang digunakan sebagai pedoman dan berinteraksi dan melakukan tindakan-tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inilah contoh hubungan simbiosis mutualistis ( saling menguntungkan).







BAB II
PENUTUPAN
KESIMPULAN

·         Manusia adalah makhluk social menurut kehendak tuhan untuk hidup berdampingan. Maka, para ahli sosiologi di manapun di seluruh dunia berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat.
·         masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan ( selo sumardjan ), atau masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut system adat-istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh rasa identitas bersama, yaitu kebudayaan yang di hasilkannya ( koentjaraningrat ).
·         Kebudayaan adalah keseluruhan dari system gagasan,system tindakan,dan hasil karya manusia dalam kehidupan bersama yang diperoleh melalui belajar. Kebudayaan itu diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan itu isinya sangat kompleks, yaitu system religi, pengetahuan, hokum, moral, adat istiadat, bahasa, kesenian, organisasi social,mata pencaharian, system peralatan dan teknologi, ideology, dan sebagainya.
·         kebudayaan itu hanya bisa tercipta jika ada kehidupan bersama yang terus menerus (bermasyarakat). Kebudayaan tak bisa diciptakan seseorang yang hidup sendirian di tengah hutan atau di gurun pasir. Sementara itu, masyarakat juga memerlukan kebudayaan yang digunakan sebagai pedoman dan berinteraksi dan melakukan tindakan-tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.





DAFTAR PUSTAKA

o   Santosa. Ayi budi dinamika sosiologi
o   Purwito. Edi dinamika sosiologi
o   Tim sosiologi  “SOSIOLOGI 2 “ suatu kajian kehidupan masyarakat. Yudistira
o   Hidayati. Nur, ir. Mawardi IAD/IBD/ISD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar